Rabu, 21 Desember 2016

Uji Homogenitas menggunakan SPSS

SPSS adalah kepanjangan dari "Statistical Package for Social Sciences", yang jelas SPSS digunakan untuk mengolah statistika, seperti mean, median, modus, standar deviasi, variance. Simaklah contoh di bawah ini.

Homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis Independen Sampel T TestUji One Sampel t Test, ANOVA. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of varians (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama.
Dasar Pengambilan Keputusan :
  1. Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.
  2. Jika nilai Signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

Agar lebih jelas kita lanjut pada contoh kasus, disini saya akan melakukan uji homogenitas varian Prestasi Belajar berdasarkan Metode Belajar. Adapun data penelitian dapat sobat download disini DOWNLAD DATA Uji Homogenitas untuk praktek.

Langkah-Langkah Uji Homogenitas :
1. Buka file data uji homogenitas yang sudah sobat download tadi


2. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Compare Means – One Way Anova

Uji Homogenitas dengan Program SPSS

3. Dependen List, Klik variabel Prestasi, kemudian klik tanda > bagian yang atas.
4. Factor List, klik variabel Metode, kemudian klik tanda > bagian yang bawah.

Uji Homogenitas dengan Program SPSS

5. Klik Options
6. Klik Homogeneity of variance, kemudian klikContinue
7. Klik OK untuk mengakhiri perintah, sehingga akan menghasilkan output sebagai berikut

Uji Homogenitas dengan Program SPSS

Interpretasi Output Uji Homogenitas :
Dari output di atas dapat diketahui nilai signifikansi untuk prestasi belajar berdasarkan kelompok metode belajar = 0,589. Maka dapat disimpulkan bahwa data prestasi belajar berdasarkan metode belajar mempuyai varian yang sama.

Bagaiman sobat? cukup jelas dan mudah bukan Uji Homogenitas dengan Program SPSS. Selamat mencoba?

[Search : Uji Homogenitas dengan Program SPSS, Langkah-langkah melakukan Uji Homogenitas dengan Program SPSS, Melakukan Uji Homogenitas untuk penelitian kuantitatif, Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Homogenitas]
[Img : Dokumen Olah Data SPSS versi 21]

Rabu, 14 Desember 2016

BAGIAN-BAGIAN KONSTRUKSI BANGUNAN


1.PONDASI
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan .         
  sumber:azwaruddin.blogspot.com
2.BALOK SLOOF
Sloof adalah konstruksi yang berupa balok mendatar yang menumpu di atas pasangan fontasi staal, yang berfungsi sebagai pengikat bagian bawah tiap-tiap kolom. Sloof juga berfungsi untuk meratakan beban bangunan dan mengurangi resiko penurunan yang tidak seragam (differential settlement) akibat perbedaan daya dukung tanah yang menumpu fondasi. Untuk bangunan rumah tinggal, sloof umumnya dibuat dengan struktur beton bertulang. Untuk bangunan rumah dua lantai, sloof dibuat dua macam, yaitu sloof struktur dan sloof praktis.
Sloof struktur dibuat sebagai pengikat bagian bawah dari kolom-kolom struktur. Sloof praktis tidak difungsikan sebagai pengikat antar kolom struktur tetapi dibuat sebagai dudukan pasangan dinding yang belum terdapat sloof struktur. Sloof praktis dapat dibuat dengan ukuran 12x20cm atau 15x20cm. Karena gaya yang bekerja pada sloof struktur lebih besar, makan sloof struktur perlu dibuat lebih besar daripada sloof praktis sesuai gaya yang bekerja padanya.
   sumber:tipsseputarrumah.blogspot.com
3.RING BALOK
Ring balok atau ring balk adalah struktur yang diletakkan di atas pasangan batu dan bata.Fungsi ring balok adalah sebagai tumpuan konstruksi atap dan sebagai pengikat pasangan dinding batu bata bagian atas agar tidak runtuh. Ring balok yang umumnya digunakan untuk bangunan rumah tinggal sederhana adalah ring balok dengan lebar 15 cm dan panjang 20 cm.
A.Komponen-komponen Penyusun Balok Ring:
  1. Beton (dengan campuran 1pc:2ps:3pk atau yang lebih baik)
  2. Besi baja tulangan (syarat penulangan telah kita uraikan kan……akan lebih baik jika dilihat pada posting Klik disini
  3. Begisting balok ring atau cetakan beton
  4. Masing masing komponen tersebut diatas terbagi menjadi biaya bahan dan biaya tenaga atau biaya tukang.
4.KONSTRUKSI  ATAP
Konstruksi atap adalah bagian paling atas dan suatu bangunan, permasalahan konstruksi atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya.
Pengaruh lingkungan luar terhadap atap menentukan pilihan penyelesaian yang baik terhadap suhu ( sinar matahari ), cuaca ( air hujan dan kelembaban udara), serta keamanan terhadap kebakaran (petir dan bunga api) sehingga atap harus memenuhi kebutuhan terhadap keamanan dan kenyamanan.
Konstruksi atap rangka kayu adalah suatu konstruksi yang berfungsi bagai penahan beban penutup atap, yang melindungi penghuni rumah dan panas matahari, angin dan air hujan, yang strukturnya terbuat dan rangka kayu.
Konstruksi atap rangka kayu memiliki elemen-elemen sebagai berikut
  1. Kuda-kuda
Kuda-kuda merupakan penopang (iga-iga) yang menyalurkan gaya tekan, sedangkan balok dasar pada kuda – kuda yang berfunfsi sebagai penahan dasar gaya tarik, serta tiang tengah (ander) yang mendukung balok bubungan (molo) dan menerima gaya tekan.
Pekerjaan Konstruksi Atap
Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran kayu :
Kaki kuda-kuda – ukuran 8/12 cm
Pengerat – ukuran 8/12 cm
Ander – ukuran 8/12 cm
Skoor – ukuran 8/12 cm
Nok – ukuran 8/12 cm
Pengapit – ukuran 2 x 6/12 cm
Gording – ukuran 8/12 cm
Konsol – ukuran 8/12 cm
Usuk – ukuran 5/7   cm
Reng – ukuran 3/4   cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai
listplank kayu – ukuran 3/30 cm / 2/20 cm
Pelaksanaan Pekerjaan.
Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok
   sumber:architectdeni.blogspot.com


Author: mohamadhanif03

Bersekolah di SMK BTB Juwana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *
 
 


Minggu, 04 Desember 2016

Pengertian Turap

Sebagian besar pekerjaan pembuatan pondasi suatu bangunan meliputi pekerjaan penggalian. Bangunan sementara yang dibuat untuk mencegah kelongsoran tanah di sekitar daerah penggalian maupun terjadinya perembesan air, adalah turap atau bisa juga disebut bendungan elak sementara. Karena bangunan ini bersifat sementara, maka biayanya harus tidak boleh mahal, mudah dipasang dan dipindah-pindahkan.
Yang dimaksud dengan turap adalah konstruksi yang dapat menahan tanah disekelilingnya, mencegah terjadinya kelongsoran, dan biasanya terdiri dari dinding turap dan penyangganya, seperti yang diperlihatkan Gambar 1.1. turap yang banyak dipakai adalah turap dengan tiang tegak, papan turap, serta turap yang terdiri dari jajaran tiang-tiang, dan kadang-kadang dipakai turap beton yang dicor di tempat (Cast-in-place) seperti pada konstruksi tembok menerus di bawah tanah.
Macam Turap
            Berhubung adanya berbagai cara untuk memasang turap atau bendungan elak sementara, maka perlu dipilih caraa yang paling tepat, yaitu ditinjau dari mutu tanah pondasi, tinggi muka air atau tinggi muka air tanah, keamanan atau manfaat ekonomis yang diperlukan.
            Konstruksi turap dapat digolongkan berdasarkan jenis dinding turapnya sebagai berikut :
1.      Turap dengan tiang tegak dan papan turap.
2.      Turap yang terdiri dari deretan tiang-tiang.
3.      Turap dari beton yang dicor di tempat, sehingga merupakan tembok dibawah tanah.
Turap jenis 1 adalah turap yang menahan tekanan tanah dengan jalan memasang papan turap secara mendatar, diletakan diantara tiang tegak dan profil H dengan jarak yang sama.
Turap semacam ini dalam bentuk sederhana, umumnya berupa pagar kayu. Turap yang terbuat dari deretan tiang-tiang merupakan suatu cara di mana deretan tiang kayu, beton maupun tiang baja.
      Ditinjau dari kenyataan bahwa dinding yang terbuat dari deretan tiang baja sangat menonjol dalam sifat rapat airnya, juga kekuatannya, maka tiang baja sering dipakai untuk pekerjaan penggalian yang besar-besar.
      Turap dari beton yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah, adalah suatu cara di mana dinding turap dibuat dari tiang beton yang dicor di tempat. Untuk membangun tembok di bawah tanah, ada dua macam cara, yang pertama adalah dengan membuat tembok menerus, dan yang kedua adalah dengan membuat dinding dari deretan kolom di bawah tanah. Pada tiang beton  yang dicor ditempat, sehingga merupakan tembok di bawah tanah, turap ini tidak dapat usah dibongkar setelah pekerjaan selesai, dan dimanfaatkan sebagai bagian dari konstruksi itu sendiri.
 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Metode
            Karena adanya berbagai cara pemasangan turap, maka sebelum melakukan perencanaan, keadaan lapangan harus benar-benar diperiksa dan diselidiki. Ciri-ciri topografi, kondisi geologi, susunan tanah dilapangan, keadaan bangunan-bangunan yang telah ada, serta besarnya gaya luar seperti tekanan air, juga berpengaruh besar dalam memilih cara yang dipakai, bersama-sama dengan ukuran dan jenis konstruksi, serta syarat-syarat konstruksinya.
            Hal-hal tambahan yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Stabilitas terhadap gaya luar, misalnya tekanan tanah atau tekanan air.
2.      Ketahanan dinding halang (cut-off).
3.      Ruang yang cukup untuk pembangunan konstruksi yang besar (penggunaan balok penopang yang secukupnya).
4.      Kesulitan relatif dalam pembangunan.
5.      Kesulitan relatif dalam pemindahan pekerjaan.
6.      Pengaruh terhadap daerah sekelilingnya (surutnya muka air tanah, turunnya tanah pondasi).
7.      Syarat-syarat pekerjaan pembangunan yang diijinkan.
8.      Biaya pekerjaan.
Pada waktu melakukan perencanaan dan pembangunannya, penting sekali
untuk mengetahui keadaan tanahnya, ditinjau dari segi mekanika tanah, dan menjamin kestabilan dalam menahan gaya luar yang berkerja padanya. Untuk keperluan tersebut, berikut ini akan diberikan penjelasannya.
1.       Ciri-ciri topografis di lapangan : Dengan mengadakan penyelidikan yang menyeluruh atas ciri-ciri topografis di sekitar lokasi, maka tinggi rendah dan dalamnya dasar sungai atau dasar laut harus dapat diketahui benar-benar. Selanjutnya, cara dan jalur pengankutan alat-alat penggali atau bahan-bahannya ke lokasi, juga dipelajari.
2.      Tanah Pondasi : Perlu ditekankan di sini bahawa dalam melakukan penyelidikan geologi dan penyelidikan tanah untuk bangunan utama yang didirikan, titik berat penyelidikannya sedikit berbeda antara bangunan utama atau bagunan sementara, misalnya untuk turap dan sebagainya. Keterangan tentang tekstur tanah juga perlu diperoleh, dan contoh-contoh tentang konstruksi yang telah ada pada tanah pondasi yang sejenis, juga harus dipelajari.
a)      Lapisan jelek : Lapisan yang jelek harus cukup aman terhadap kelongsoran selama penggalian dilakukan. Ditinjau dari segi keamanannya, galian yang dangkal pada tanah pondasi yang kohesif dan lunak, adalah sama artinya dengan galian yang dalam pada tanah pondasi yang kohesif dan keras. Dalamnya galian tak mungkin melampaui kekuatan kohesi tanah yang diijinkan. Sebagai pendekatan pertama, syarat berikut ini harus dipenuhi.
                                    Di sini,    : Kekuatan geser unconfined dari tanah kohesif (t/ )
                             : Berat total tanah dan air yang lebih tinggi dari dasar galian
b)      Tanah pondasi yang berbatu besar : Pada tanah pondasi yang berbatu-batu besar, atau bila didekat permukaan tanah terdapat batuan dasar, maka usaha pemancangan turap akan sia-sia belaka.
c)      Tanah pondasi yang tidak kedap air : Bila lubang galian diperkirakan akan digenangi air cukup banyak, maka perlu dipancangkan suatu turap penahan yang dapat mencegah air memasuki lapisan yang tembus air. Bila ujung turap tidak dapat mencapai tanah yang kedap air karena panjang tiang pancang tidak mencukupi, maka timbulnya gejala-gejala bahaya akibat rembesan air harus diamati sebelumnya dan cara penanggulangan kejadian ini harus dipelajari sebaik-baiknya.

Prosedur Perencanaan




Pada waktu merencanakan turap, mula-mula harus ditentukan syarat-syarat perencanaannya berdasarkan data survei di lokasi proyek, misalnya dengan mengadakan penyelidikan tanah kemudian baru dipilih jenis konstruksi yang cocok.
Setelah itu berturut-turut dihitung beban yang bekerja, diselidiki dalamnya pemancangan, diperiksa daya “heaving” (pemuaian) dan tegangan-tegangan pada bagian konstruksi harus dihitung pula.
Beban Yang Dipakai Untuk Perencanaan
    Beban yang dipakai untuk perencanaan dinding turap, secara umum aadalah tekanan air, tekanan tanah dan pengaruh perubahan temperatur.sebagai tambahan, beban mati dan beban hidup lain- lainnya, bila perlu juga dihitungkan pada waktu melakukan perencanaan bagian-bagian konstruksi.
            Sehubungan dengan pertanyaan mengapa tekanan tanah atau tekanan air sebaiknya ikut diperhitungkan pada waktu melakukan perencanaan dinding turap, sampai saat ini masih banyak masalah yang harus dipecahkan. Ada berbagai saran, misalnya dari Terzaghi dan Peck, atau Tschebotarioff, dan saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang atau Institut Arsitektur Jepang. Setiap saran ini membahas tekanan tanah rencana bagi setiap tanah yang sesuai dengan jenis tanah tersebut. Pada saran yang disebutkan diatas, ada suatu cara dimana tekanan tanah dan tekanan air dijumlahkan, setelah dicari secara terpisah, berdasarkan prinsip tegangan efektif, dan suatu cara dimana kedua tekanan tersebut dihitungkan sebagai tekanan total.
            Dengan mempertimbangkan beban yang dipakai untuk perencanaan, dan sifat-sifat pendekatan dari dinding turap atau keadaan lokasi proyek, sulit sekali untuk menentukan mana yang benar dari semua saran-saran diatas.
            Saran dari Asosiasi Jalan Raya Jepang merupakan suatu saran dimana tekanan tanah dan tekanan air dihitung sendiri, sedang Institut Arsitektur Jepang menganut cara dimana kedua tekanan tersebut dihitung sebagai tekanan total. Disini mula-mula akan diuraikan menurut Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan kemudian akan diuraikan pula cara yang dianut oleh Institut Arsitektur Jepang.
a)    Tekanan Tanah
. Ini adalah pedoman dari Asosiasi Jalan Raya Jepang, dan sebagai refrensi, tekanan tanah rencana yang didasarkan pada kriteria perencanaan struktur pondasi arsitektural yang diajukan oleh Institut Arsitektur Jepang akan diperlihatkan pula disini. Menurut kriteria tersebut, tekanan tanah yang berkerja pada dinding turap, tanpa mengindahkan tekstur tanah, dianggap akan menambah kedalaman tanah dan koeffisien tekanan lateral dianggap sesuai, sehubungan dengan tekstur tanah dan tinggi muka air tanah. Selanjutnya, kriteria mengenai tekanan tanah dapat diganti dengan tekanan tanah seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.4 bila menghitung penampang tiang hasil-hasil yang diukur dari tekanan sel tanah yang dipasang pada semacam dinding turap yang kekuatan dan kekakuannya menyerupai dinding beton. Penyebaran tekanan tanah seperti yang menunjukan bagaimana distribusi tekanan tanah yang diperoleh berdasarkan tekanan tanah menurut Terzaghi dan Peck (Terzaghi dan Peck : Soil Mechanism in Engineering Practice 1960) dan dengan menyesuaikannya dengan-hasil-hasil di Jepang.
Dengan memperhatikan perbedaan antara tanah pondasi yang berpasir dan tanah pondasi yang kohesif, maka sulit membuat perbedaan yang jelas antara kedua jenis tanah tersebut. Ada beberapa kriteria untuk menentukannya. Salah satu kriteria tersebut menyebutkan, bila indeks plastis sebesar 10, maka tanah pondasi dianggap kohesif, dan bila lebih kecil dari batas indeks, dianggap sebagai tanah berpasir. Suatu kriteria lainnya menetapkan, bila jumlah fraksi tanah liat dan lanau dari pondasi, menurut hasil mekanika tanah adalah lebih besar dari 40%, maka tanah pondasi dianggap sebagai lempung, dan bila lebih kecil dari 20%, dianggap sebagai tanah berpasir, dan bila hasilnya menunjukan harga pertengahan antara kedua hal tersebut, dan kurang begitu jelas, maka penentuan jenis tanah pondasi diambil berdasarkan keadaan lapangan.
         Biasanya tanah pondasi memperlihatkan kondisi tanah berlapis-lapis yang rumit, dan jarang sekali ditemukan lapisan tanah yang serbasama (uniform). Biasanya lapisan tanah berpasir dan lapisan tanah kohesif tersusun berselang-seling. Kemudian, hasil-hasil penyelidikan tanah dilapangan harus diperiksa secara mendetail untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat, dan tekanan tanahyang dipakai untuk perencanaan harus benar-benar diperiksa agar hasilnya tidak terlalu kecil.

Tegangan Satuan Bahan Yang Dijinkan
     Tegangan satuan baja biasa, SS 41 yang dipakai untuk turap, ditinjau dari fakta yang mengabaikan regangan atau tekanan bagian konstruksi sementara, menimbulkan kelemahan penampangdan terdapat faktor-faktor yang tidak diketahui untuk gaya luar sehingga tegangan leleh yang diberikan = 2400  tidak dapat dipakai, dan diganti dengan harga 1200 .

         Untuk turap baja, tegangan baja yang diijinkan dalam pemakaian harus dikurangi menurut nilai yang sama seperti baja yang disebutkan diatas. Tegangan ijin ini diperkirakan atas sebesar 2700 .

Perhitungan Panjang Pemancangan
(a.)   Turap : Pertama-tama akan dibahas turap dengan tiang tegak dan papan turap. Bagian tiang yang dipancangkan, ditekan ke tempat galian, berbareng dengan waktu galian dilakukan. Supaya keadaan ini dapat dicapai, panjang pemancangan tiang harus cukup supaya tekanan tanah pasif dapat berkerja. Untuk mendapatkan panjang yang diperlukan, perhitungan stabilitas berikut ini harus dilakukan. Perhitungan ini disebut Cara Kesetimbangan Batas, dimana pemancangan  dapat diperoleh dengan menyelidiki keseimbangan antara momen akibat tekanan tanah aktif  dan akibat tekanan tanah pasif , diukur dari penopang yang paling bawah pada kedalaman tertentu. keseimbangan diperoleh pada kedalaman dari dasar penggalian sampai ke kedudukan di mana  sama besarnya dengan 
Perhitungan dalamnya keseimbangan harus dilakukan sebelum penopang yang terbawah dipasang, dan setelah penggalian selesai, kemudian dari kedua hal ini dipilih kedalaman yang terbesar. Panjang pemancangan turap diperkirakan sekitar 1,2 kali dalamnya keseimbangan. Tekanan tanah yang dipakai untuk mendapatkan dalamnya keseimbangan diperoleh dari persamaan diatas. Dibawah dasar galian, lebar kerja dari tekanan tanah ke tiang diperkirakan selebar tiang, baik untuk tekanan tanah aktif maupun tekanan pasif, dan tahan dinding akibat tanah yang kohesif juga harus ditambahkan pada arah tekanan pasif. Panjang pemancangan ini minimum 1,5 meter, juga walaupun tanahnya cukup baik.
(b.) Perhitungan yang sama seperti di atas, juga berlaku untuk turap baja. Karena turap baja dengan tiang tegak dan papan turap bersifat tidak kedap air, maka biasanya tekanan air tidak bekerja, tetapi untuk turap baja, akibat tekanan air harus diperhitungkan. Berat volume tanah pada persamaan yang dipakai untuk memperkirakan besarnya tekanan tanah, bila muka air rencana lebih rendah, dipakai berat basah, sedang bila sebaliknya, dipakai berat dengan memperhitungkan daya apungnya.

Dalamnya pemancangan untuk turap baja diperkirakan sebesar 1,2 kali dalamnya keseimbangan, tetapi panjang pemancangan sebaiknya lebih dari 3 meter. Selanjutnya, bila pemancangan turap baja menjadi lebih dalam dari  1,8 kali dalamnya galian, lebih baik dipilih tipe struktur yang lain.



<marquee>Belajar Autolisp</marquee>

Cara membuat dinding (15cm) dengan AUTOLISP by : me Syarat : Buat terlebih dahulu layer dengan nama "dinding potong" atau beb...