Civil Engineering: Matrix
Asal Tujuan (MAT) :
Kesamaan
tujuan untuk melakukan pergerakan di dalam satu area akan menimbulkan masalah,
seperti : kemacetan, polusi udara, suara, keterlambatan dan lain sebagainya.
Salah
satu cara untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan
memahami pola pergerakan yang terjadi pada masa sekarang dan mendatang.
Pemahaman
pola dapat diketahui dengan pencarian data tentang asal dan tujuan pergerakan,
besarnya pergerakan, dan kapan terjadinya pergerakan.
Proses
perencanaan transportasi berkaitan dengan sejumlah asal perjalanan yang
kemudian menentukan pembuatan model sebaran / distribusi perjalanan.
Distribusi
perjalanan adalah prediksi asal dan tujuan dari arus perjalanan yang diperoleh
dari bangkitan pergerakan yang ada di setiap zona.
Salah
satu cara mengolah data pergerakan adalah dengan menggunakan matriks pergerakan
(Matriks Asal Tujuan).
Matriks ini menggambarkan pola pergerakan yang dapat dianalisa untuk mensinyalir masalah dan kemudian perancangan solusi.
Zona |
1 |
2 |
3 |
4 |
oi |
Oi |
Ei |
1 |
|||||||
2 |
|||||||
3 |
|||||||
4 |
|||||||
dj |
|||||||
Dj |
|||||||
Ei |
Matriks ini
berdimensi dua, dimana barisnya menyatakan zona asal sefang kolomnya menyatakan
zona tujuan. Sel-sel dalam matrik berisi besarnya perjalanan.
Persamaan : å Tid = Oi dan å Tid = Dd
Dimana :
Tid = pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d
Oi = jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal i
Dd = jumlah pergerakan yang menuju ke zona tujuan d
íTidý atau T = total matriks
Beberapa cara untuk mendapatkan data :
- Wawancara di tepi jalan
- Wawancar di rumah
- Metode menggunakan bendera
- Metode foto udara
- Metode mengikuti mobil
Dengan cara ini ditemukan beberapa kendala, antaral lain :
- Membutuhkan biaya
- Membutuhkan Sumber daya Manusia yang banyak
- Membutuhkan waktu yang lama
- Serta membutuhkan koordinasi yang baik dengan pengguna
jalan
Beberapa metode pengolahan data pergerakan di masa sekarang untuk mendapatkan prediksi masa mendatang :
- Metode Analogi :
Suatu nilai
pertumbuhan yang digunakan pada data di masa sekarang untuk mendapatkan data di
masa mendatang.
Persamaan umumnya : Tid = tid . E
Keterangan :
Tid = pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i ke
zona tujuan d
tid = pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona
tjuan d
E = tingkat pertumbuhan
- Metode Seragam : Tid = tid . E
Dimana E = T/t
Keterangan :
T = Total pergerakan pada masa mendatang di dalam daerah
kajian
t = Total pergerakan pada masa sekarang di dalam daerah
kajian
E = angka Pertumbuhan
Metode Rata-rata :
Tid = tid . (Ei + Ed) / 2
Ei = Ti/ti dan Ed = Td/td
Ketrerangan :
Ei, Ed = tingkat pertumbuhan zona i dan d
Ti, Td = total pergerakan masa mendatang
yang berasal dari zona asal I atau yang menuju ke zona
tujuan d
ti, td = total pergerakan masa sekarang yang berasal dari
zona asal I atau yang menuju ke zona tujuan d
Metode Detroit
Proses perhitungan dengan Metode Detroit prinsipnya mirip dengan metode rata2, tetapi mempunyai asumsi bahwa walau jumlah pergerakan dari zona i meningkat sesuai dengan tingkat pertumbuhan Ei pergerakan ini harus juga disebar ke zona d sebanding dengan Ed dibagi dengan tingkat pertumbuhan global (E)
Rumus Umum: T id = t id (Ei . E d)/ E
Metode Furness sebaran pergerakan pada saat sekarang diulangi ke total pergerakan pada masa mendatang secara bergantian antara total penjumlahan pergerakan (baris dan kolom)
• Rumus Umum Metode Furness
T id = t id. E i
Tahap perhitungan: pergerakan awal (masa sekarang) dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona asal, hasilnya dikalikan dengan tingkat pertumbuhan zona tujuan dan zona asal secara bergantian, sampai total sel untuk setiap arah (baris dan koalom) sama dengan total sel MAT yang direncanakan
Meetode Fratar
Asumsi dasar :
sebaran pergerakan dari zona asal pada masa mendatang
sebanding dengan sebaran pergerakan pada masa sekarang
sebaran pergerakan pada masa mendatang dimodifikasi dengan
nilai tingkat pertumbuhan zona tujuan pergerakan tersebut.
Secara matematis : Tid = tid . Ei. Ed. (Li+Ld)/2
Metode Pemilihan Moda
Metode pemilihan moda dilakukan untuk mengetahui proporsi pelaku perjalanan untuk memilih moda, serta untuk mengetahui variabel dan atribut yang mempengaruhinya.
Pemilhan moda oleh pelaku perjalanan sangat berpengaruh pada
:
- variabel demand (menyangkut kondisi sosio-ekonominya) .
- variabel supply yang berhubungan dengan tingkat pelayanan
moda perjalanan yang ada.
Variabel Demand (Karakteristik pelaku perjalanan)
dipengaruhi oleh :
- Penghasilan (income), Para pelaku yang berpenghasilan
rendah cenderung memilih moda dengan cost lebih rendah dibanding dengan pelaku
berpenghasilan tinggi yang akan memasukan kenyamanan pada bahan
pertimbangannya.
- Usia, pelaku perjalanan berusia lanjut cenderung memilih
moda ndengan tingkat kenyamanan tinggi tanpa mempertimbangkan waktu. Berbeda
dengan pelaku berusia muda yang lebih agresif dengan pertimbangan waktu yang
lebih efisien.
- Jenis kelamin, pelaku bergender pria akan lebih memilih
mobil dibanding kereta api, serta kurang mempertimbangkan faktor keamanan
dibanding wanita.
- Maksud perjalanan, motivasi pelaku untuk melakukan
perjalanan akan sangat berpengaruh pada waktu terjadinya perjalanan, contoh :
pedagang.
Variabel Supply (Karakteristik sistem perjalanan) yang dipilih oleh pelaku dipengaruhi :
- Waiting Time, yaitu waktu tunggu yang dibutuhkan pelaku
dari si pelaku sampai ke terminal hingga alat transportasi berangkat.
- Waktu relatif, yaitu waktu yang ada mulai dari
keberangkatan hingga ke tujuan.
- Pelayanan, pelayanan yang diberikan oleh alat transportasi
sangat berpengaruh pada pertimbangan pelaku perjalanan.
- Biaya perjalanan, dimana alat transportasi yang murah
cenderung dipilih oleh pelaku berpenghasilan rendah.
Model pemilihan Moda
Model pemilihan moda sangat tergantung dari keadaan yang
ada, seperti sosio-ekonomi dan keadaan atribut penentu pemilihan.
Model pemilihan moda yang dapat digunakan dikelompokan
menjadi 2 :
- Model dengan Kurva Diversi, model ini memakai setiap
karakteristik dari pelaku, sistem transportasi, dan perjalanan itu sendiri
sebagai acuan.
- Model dengan teori probabilitas, model ini kemudian
dikembangkan lagi menjadi teori analisis probit dan teori analisis logit.
Model dengan teori probabilitas diakui lebih efisien
dibanding model dengan kurva diversi pada proses penghitungannya.
Model-model ini telah diterapkan untuk setiap keadaan yang
kemuydian didapat alternatif-alternatif pemilihan.
Setiap alternatif dijelaskan dengan probabilitas dan fungsi
utilitas yang ada, yang berpengaruh pada pilihan seseorang pada moda angkutan
kemudian estimasi pilihan suatu kelompok masyarakat.
Pengembangan dari model ini meliputi dua tahap yaitu,
pemilihan bentuk matematik dan kalibrasi fungsi utilitas yang tepat.
Fungsi utilitas adalah ukuran derajat kepuasan seseorang
atas pemilihannya terhadap moda perjalanan yang ada.
Fungsi ini sangat dipengaruhi oleh :
- Karakteristik atribut tiap pilihan
- Karakteristik pelaku perjalanan yang menjadi pemilih.
Fungsi utilitas biasanya dinyatakan sebagai jumlah linier dari variabel bebas yang diberi bobot
Bentuk transformasinya : U= ao + a1 X1 + a2 X2 + … + an Xn
Dimana
: U = Utilitas
ao = Konstsanta
X1 = Variabel bebas
Variabel bebas dalam persamaan fungsi utilitas adalah waktu tunggu, pelayanan, dan ongkos. Selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi pilihan pelaku perjalanan untuk berbagai tujuan perjalanan.
Pilihan diskritn (Discrete Choice), pilihan ini didasari hipotesa pendukung pilihan yang bergantung pada situasi yang mempengaruhi individu pemilih melalui daya tarik dan manfaatnya.
Secara
matematis dapat ditulis : U (i) = V(i) + e (i) Keterangan
Dimana
: U (i) = Fungsi pemilihan untuk alternatif (i)
V(i)
= Fungsi deterministik dari atribut-atribut alternatif (i)
e (i) = Bagian acak yang mencerminkan hal tertentu dari setiap individu, atribut yang tidak teramati, variasi selera yang tidak teramati, termasuk kesalahan yang dilakukan oleh pemodel.
Penentuan nilai manfaat, dimaksudkan agar dapat diketahui bagaimana respon pelaku perjalanan dalam menentukan pilihannya terhadap moda angkutan yang tersedia berdasarkan nilai manfaat yang dapat dirasakan oleh pengguna jasa angkutan.
Untuk memprediksi pilihan pelaku dibutuhkan beberapa hal,
antara lain :
- Menentukan kepentingan relatif dari atribut
- Menetukan waktu Perjalanan
- Menentukan biaya perjalanan
- Menentukan fungsi utilitas untuk peramalan model.
Sampel
Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan unit yang secara
khusus diseleksi untuk mewakili populasi yang lebih besar dengan atribut
tertentu.
Metode sampling yang paling banyak diterima adalah metode
sampling yang berbasiskan pada bentuk sampel random.
Metode ini terbagi menjadi metode sampling sederhana, metode
sampling bertingkat, dan metode sampling pilihan.
Data biasanya terdiri dari sampel pengamatan yang diperoleh
dari populasi tertentu, dimana menjadi tidak layak secara ekonomis jika diamati
seluruhnya.
Masalah dalam data adalah bagaimana meyakini bahwa sampel
tersebut cukup mewakili dan menghasilkan kesimpulan yang valid dari sampel
tersebut.
Baca juga artikel lainnya:
• Pengertian turap
• Bagian-bagian struktur bangunan